Suatu hari ketika Rasulullah sedang
berada di masjid, beliau memberi
tahu kepada para sahabat, bahwa
sebentar lagi seorang penghuni
surga akan masuk. Mendengar sabda
Nabi tersebut, maka semua mata
tertuju ke pintu masjid. Dalam benak
para sahabat, terbayang sesosok
orang yang luar biasa.
Tiba-tiba masuklah seorang pria
yang mukanya masih basah dengan
air wudhu. Iapun kemudian
melakukan shalat tahiyatul masjid.
Penampilannya biasa-biasa saja. Ia
bukan orang terkenal. ABU UMAMAH
Ibnu JARRAH demikian namanya.
Bayangan para sahabat akan sosok
luar biasa tidak menjadi kenyataan.
Karena itu para sahabat menjadi
panasaran. Mereka bertanya dalam
hati: “Amal apa gerangan yang
dimiliki orang ini sampai-sampai
Rasul menyebutnya calon penghuni
sorga”. Salah satu dari mereka yang
panasaran tersebut adalah
ABDULLAH bin AMR bin ASH.
Karena itu sehabis shalat padhu
berjamaah tersebut, Abdullah dengan
mengemukakan suatu alasan meminta
izin kepada Abu Umamah untuk bisa
menginap tiga hari di rumahnya.
Selama tiga hari tiga malam Abdullah
memperhatikan, mencermati, bahkan
mengintip tuan rumah. Namun tidak
ada satupun yang istimewa. Hari-
hari yang ia lewati tidak jauh beda
dengan sahabat-sahabat yang lain.
Ibadahnya pun biasa-biasa saja.
Karena itu setelah tiga hari tiga
malam memperhatikan Abu Umamah,
Abdullah berkata dalam hati: ”Pasti
ada sesuatu yang disembunyikan.
Aku harus berterus terang
kepadanya”. Dan Abdullah pun
bertanya: “Ya Abu Umamah, amal apa
yang kamu lakukan sehingga
Rasulullah memanggilmu sebagai
calon penghuni sorga”. Ternyata
jawaban Abu Umamah sangat
mengecewakan: “Apa yang engkau
lihat itulah”, katanya.
Dengan perasaan tidak puas Abdullah
bermaksud pamit kapada ahlul bait.
Tapi ketika Abdullah hendak pergi,
tiba-tiba Abu Umamah berkata:
“Wahai saudaraku, sesungguhnya
aku tidak pernah iri dan dengki
terhadap nikmat yang Allah berikan
kepada orang lain. Setiap malam
sebelum tidur, akupun selalu
membersihkan hatiku dari ujub,
takabur, kedengkian, dan rasa
dendam”.
berada di masjid, beliau memberi
tahu kepada para sahabat, bahwa
sebentar lagi seorang penghuni
surga akan masuk. Mendengar sabda
Nabi tersebut, maka semua mata
tertuju ke pintu masjid. Dalam benak
para sahabat, terbayang sesosok
orang yang luar biasa.
Tiba-tiba masuklah seorang pria
yang mukanya masih basah dengan
air wudhu. Iapun kemudian
melakukan shalat tahiyatul masjid.
Penampilannya biasa-biasa saja. Ia
bukan orang terkenal. ABU UMAMAH
Ibnu JARRAH demikian namanya.
Bayangan para sahabat akan sosok
luar biasa tidak menjadi kenyataan.
Karena itu para sahabat menjadi
panasaran. Mereka bertanya dalam
hati: “Amal apa gerangan yang
dimiliki orang ini sampai-sampai
Rasul menyebutnya calon penghuni
sorga”. Salah satu dari mereka yang
panasaran tersebut adalah
ABDULLAH bin AMR bin ASH.
Karena itu sehabis shalat padhu
berjamaah tersebut, Abdullah dengan
mengemukakan suatu alasan meminta
izin kepada Abu Umamah untuk bisa
menginap tiga hari di rumahnya.
Selama tiga hari tiga malam Abdullah
memperhatikan, mencermati, bahkan
mengintip tuan rumah. Namun tidak
ada satupun yang istimewa. Hari-
hari yang ia lewati tidak jauh beda
dengan sahabat-sahabat yang lain.
Ibadahnya pun biasa-biasa saja.
Karena itu setelah tiga hari tiga
malam memperhatikan Abu Umamah,
Abdullah berkata dalam hati: ”Pasti
ada sesuatu yang disembunyikan.
Aku harus berterus terang
kepadanya”. Dan Abdullah pun
bertanya: “Ya Abu Umamah, amal apa
yang kamu lakukan sehingga
Rasulullah memanggilmu sebagai
calon penghuni sorga”. Ternyata
jawaban Abu Umamah sangat
mengecewakan: “Apa yang engkau
lihat itulah”, katanya.
Dengan perasaan tidak puas Abdullah
bermaksud pamit kapada ahlul bait.
Tapi ketika Abdullah hendak pergi,
tiba-tiba Abu Umamah berkata:
“Wahai saudaraku, sesungguhnya
aku tidak pernah iri dan dengki
terhadap nikmat yang Allah berikan
kepada orang lain. Setiap malam
sebelum tidur, akupun selalu
membersihkan hatiku dari ujub,
takabur, kedengkian, dan rasa
dendam”.
0 komentar: