Berat rasanya mataku membuka untuk sekedar menghirup udara pagi...
...Kutarik kembali selimutku lalu melanjutkan mimpi sebelumnya yang terhenti karena suara-suara silih bersahut....
(Maafkan aku akhi....Aku bukanlah wanita sholehah karena aku lebih mementingkan tubuhku yang lelah dari aktivitas padatku)
Jam 06.00 aku bangun karena ingat tugas dan tanggung jawabku, ku menuju
kamar mandi berwudhu untk sholat Subuh dengan secepat kilat aku sholat
Subuh dibalik rasa bersalahku..aku tahu aku salah namun aku tak pernah
memperbaikinya...
( Maafkan aku akhi....aku bukanlah wanita sholehah, aku lebih mengingat
jadwal kerjaku daripada menunikan hubunganku dengan Tuhanku.)
Setelah mandi, ku temui alat make up-ku di depan lemari, kumulai dengan
memberikan pelembab diwajahku lalu menebalinya kembali dengan bedak
padat, kupakai eye shadow dan lipstik untuk memperindah penampilanku
karena jika aku kerja aku berhadapan dengan semua orang, ternyata aku
tak bisa menghiasi wajahku dengan air wudhu saja...
( Maafkan aku akhi....aku bukan wanita sholehah aku sudah mempercantik diriku untuk orang lain).
Kini aku sudah rapi dengan seragam kerja beserta jilbabku yang unik
namun sayang jilbabku tidak menutupi dadaku sehingga aku masih
dikategorikan pemakai jilbab yang tidak syar’i.
(Maafkan aku akhi....aku bukan wanita sholehah seperti apa yang kau
harapkan, karena aku masih ragu-ragu membeli bahan pakaian yang lebih)
Uppppsssssss......sudah jam 7.30. Aku terlambat masuk kerja belum lagi
jalanan macet. Tak berapa lama setelah berdialog dengan logikaku,
sebuah Kawasaki stop tepat ku berdiri. ”mau ikut Dik?” Katanya dengan
senyum menawan.Kujawab dengan nada tinggi ”Owh..terimakasih tapi aku
naik angkot saja”. ”Ayolah...Dik, jam segini biasanya macet lagian aku
juga lewat di depan kantormu kok” katanya sedikit memaksa. Akhirnya ku
jalan dengan Kawasakinya.
( Maafkan aku akhi....aku bukan wanita sholehah, aku sudah jalan dengan
laki-laki yang jelas-jelas bukan muhrimku, dia adalah sahabatku)
Di kantor aku mulai jenuh dengan segala aktivitas yang kutekuni, ku
ajak rekan kerjaku ngobrol masalah perselingkuhan yang dilakukan
Juragan Kaya itu
(Maafkan aku akhi....aku bukan wanita sholehah, aku masih .menggunjing keluarga orang lain).
Pulang kerja aku bukannya mandi malahan aku istirahat sambil
mendengarkan musik yang semakin lama semakin memakan naluriku serasa
memiliki nasib yang sama dengan tema lagu, ya.....band sekarang lebih
ngetrend ketimbang nasyid yang menurutku sedikit tak bisa menyentuh
perasaanku saat ini
(Maafkan aku akhi....aku bukan wanita sholehah, aku masih terombang ambing dengan cinta yang semu)
Ketika sibuk dengan komputrku di kamar tiba-tiba...
”Tok tok tok” suara memanggil dari luar...
“Nurbaya….tolong buka pintu nak, ibu lagi nyetrika” perintah bunda yang lagi sibuk dengan setrikaannya yang menggunung.
”iyaaaaaaaaaaaaaa” jawabku dari balik kamar dengan nada 4 kali lebih
keras dari suara bunda. Lariku menuju pintu dengan tergesa-gesa,
setelah kulihat sosok tubuh yang 15 tahun lebih muda dari
bundaku,”ah...Kak Kak Samsul Bahri” tetanggaku yang baik kerap selalu
mengunjungi ibu ketika hendak pergi jauh. Aku dengan baju tidur dan
rambut bergelombangku selalu merasa bangga memiliki tetangga yang
begitu santunnya meskipun tak ada ikatan kelurga diantara kami, aku
jiuga turut mencium tangannya
(Maafkan aku akhi....aku bukan wanita sholehah, aku lupa menutupi auratku dihadapannya, aku juga menyentuh tangan tulus itu).
Dan dia pun meninggalkan rumahku, aku kembali ke kamar untuk berdialog
dengan komputerku, tak sengaja aku melihat piala berderet yang tersusun
rapi, aku tertarik dengan pemandangan itu,aku pun mendekatinya. Kubaca
satu persatu, mulai dari juara II lomba Puisi sampai sampai ke juara
III MTQ. Masa- masa SMA-ku yang indah, aku mengakui suaraku tidak jelek
dan ,juga tidak terlalu indah namun aku tetap berani untuk bersaing
(Maafkan aku akhi....aku bukan wanita sholehah, aku sering sekali menarik perhatian orang dengan suara ampuhku).
”Dirimu dihatiku tak lekang oleh waktu, meski kau bukan milikku” suara
Handphone-ku melaju dengan nada-nada indah seindah suaraku, kuulurkan
tanganku menggapai HP berkamera VGA, tersungging senyum didepan LCD HP,
ternyata SMS ihwan yang lagi menanyakan aktivitasku, ihwan??? Maaf
mungkin ihwan hanya digunakan hanya untuk orang-orang yang sering masuk
masjid, kuganti saja SMS itu dari laki-laki yang memang sering
menghubungiku, ihwan kan hanya untuk akhwat, ah....aku terlalu
berharap. Ku replay SMS itu, lega nya aku ternyata dia menghubungiku
malam ini meski hanya sekedar bertanya ”Lagi ngapain?"
(Maafkan aku akhi....aku bukan wanita sholehah, aku sudah memeberikan
kesempatan orang lain untuk mencintai aku memang tak patut dicinta, aku
sudah menzholimi orang lain).
Tepat lonceng berdentang 10 kali menandakan waktunya tidur, aku menuju
tempat tidurku sambil mengingat wajah yang kusayangi.... wajah yang
memberikan semangat penuh kemenangan, ku akan selalu mencintaimu meski
kau tak pernah ingin mngerti perasaanku.
( dan untuk kesekian kalinya aku berkata.... Maafkan aku akhi....aku bukan wanita sholehah,seharusnya aku membaca doa hendak tidur bukannya mengingat wajah yang tak perlu kuingat)
Aku berharap dalam tidurku wajahnya hadir mengisi mimpi indahku
(terakhir kalinya kuucapkan .... Maafkan aku akhi....aku bukan wanita
sholehah, seharusnya aku meminta mimpi bertemu dengan Rasulullah.
Maafkan aku akhi....maafkan aku......)
”””Akhi... aku minta maaf. Inilah aku dengan segala kekuranganku. Kini
aku baru menyadari mengapa Tuhan tak mengisyaratkan cinta dariku
untukmu karena Tuhan tahu kau hanya uintuk orang-orang suci. Terima
kasih untuk waktumu selama ini akhi....aku tahu ku selalu dosakan
cinta, mulai detik ini aku ikhlas untuk melepasmu dalam doa-doa kecilku
dibalik air mata. Kusantun harapan-harapan indahmu akhi...namun aku
menyerah sebelum berperang karena ku takut aku tak bisa menjadi apa
yang kau harapkan. Aku pergi akhi dari kehidupanmu....ku tak sanggup
menjalani hidup yang telah aku bingkai dengan sempurna, aku takut
membuat kesalahan dari tingkah dan lisanku, aku takut mengecewakanmu
Note : sudah berkali-kali aku membaca catatan ini... biasanya aku hanya tertawa.. kali ini aku termenung karenanya...
0 komentar: